KLASIFIKASI OBAT SISTEM SARAF PUSAT
Obat yang bekerja terhadap SSP
dapat dibagi dalam beberapa golongan besar, yaitu:
1. Psikofarmaka (psikotropika),
yang meliputi:
a. Psikoleptika (menekan atau
menghambat fungsi-fungsi tertentu dari SSP seperti hipnotika, sedativa dan
tranquilizers, dan antipsikotika).
b. Psiko-analeptika (menstimulasi
seluruh SSP, yakni antidepresiva dan psikostimulansia (wekamin).
2. Jenis obat untuk gangguan
neurologis, seperti antiepileptika, MS (multiple sclerosis), dan penyakit
Parkinson.
3. Jenis obat yang memblokir
perasaan sakit: analgetika, anti radang/rematik, narkotika, anestetika umum,
dan lokal.
4. Jenis obat vertigo dan obat
migrain.
Umumnya semua obat yang bekerja
pada SSP menimbulkan efeknya dengan mengubah sejumlah tahapan dalam hantaran
kimia sinap (tergantung kerja transmitter).
OBAT PERANGSANG SISTEM SARAF PUSAT
Obat Perangsang Sistem Saraf Pusat
antara lain :
1. AMFETAMIN
Indikasi : untuk narkolepsi,
gangguan penurunan perhatian
Efek samping : Euforia dan
kesiagaan, tidak dapat tidur, gelisah, tremor, iritabilitas dan beberapa
masalah kardiovaskuler (Tachicardia, palpitasi, aritmia, dll)
Farmakokinetik : waktu paruh 4-30
jam, diekskresikan lebih cepat pada urin asam daripada urin basa
Reaksi yang merugikan : menimbulkan
efek- efek yang buruk pada sistem saraf pusat, kardiovaskuler,
gastroinstestinal, dan endokrin.
Dosis pemberian : Dewasa : 5-20 mg
Anak > 6 th : 2,5-5 mg/hari
2. METILFENIDAT
Indikasi : pengobatan depresi
mental, pengobatan keracunan depresan SSP, syndrom hiperkinetik pada anak
Efek samping : insomnia, mual,
iritabilitas, nyeri abdomen, nyeri kepala, Tachicardia
Kontraindikasi : hipertiroidisme,
penyakit ginjal.
Farmakokinetik : diabsorbsikan
melalui saluran cerna dan diekskresikan melalui urin, dan waktu paruh plasma
antara 1-2 jam
Farmakodinamik : mula- mula :0,5 –
1 jam P : 1 – 3 jam, L : 4-8 jam.
Reaksi yang merugikan : takikardia,
palpitasi, meningkatkan hiperaktivitas.
Dosis pemberian : Anak : 0.25
mg/kgBB/hr
Dewasa : 10 mg 3x/hr
3. KAFEIN
Indikasi : menghilangkan rasa
kantuk, menimbulkan daya pikir yang cepat, perangsang pusat pernafasan dan
fasomotor, untuk merangsang pernafasan pada apnea bayi prematur
Efek samping : sukar tidur,
gelisah, tremor, tachicardia, pernafasan lebih cepat
Kontraindikasi : diabetes,
kegemukan, hiperlipidemia, gangguan migren, sering gelisah (anxious).
Farmakokinetik : kafein
didistribusikan keseluruh tubuh dan diabsorbsikan dengan cepat setelah
pemberian, waktu paruh 3-7 jam, diekskresikan melalui urin
Reaksi yang merugikan : dalam
jumlah yang lebih dari 500 mg akan mempengaruhi SSP dan jantung.
Dosis pemberian : apnea pada bayi :
2.5-5 mg/kgBB/hr, keracunan obat depresan : 0.5-1 gr kafein Na-Benzoat
(Intramuskuler).
4. NIKETAMID
Indikasi : merangsang pusat
pernafasan
Efek samping : pada dosis
berlebihan menimbulkan kejang
Farmakokinetik : diabsorbsi dari
segala tempat pemberian tapi lebih efektif dari IV
Dosis : 1-3 ml untuk perangsang
pernafasan
5. DOKSAPRAM
Indikasi : perangsang pernafasan
Efek samping : hipertensi,
tachicardia, aritmia, otot kaku, muntah
Farmakokinetik : mempunyai masa
kerja singkat dalam SSP
Dosis : 0.5-1.5 mg/kgBB secara IV
JENIS OBAT SISTEM SARAF PUSAT
1. Obat Analgetika : Obat yang
mengurangi atau melenyapkan rasa nyeri tanpa menghilangkan kasadaran.
Atas kerja farmakologisnya,
analgetik dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu:
Analgetik Perifer (non narkotik),
analgetik ini tidak dipengaruhi system saraf pusat. Semua analgetik perifer
memiliki khasiat sebagai anti piretik yaitu menurunkan suhu. Terdiri dari
obat-obat yang tidak bersifat narkotik dan tidak bekerja sentral.
Penggolongan:
Berdasarkan rumus kimianya
analgetik perifer digolongkan menjadi :
1.
Golongan salisilat
Asam asetil salisilat yang lebih
dikenal sebagai asetosal atau aspirin. Obat ini diindikasikan untuk sakit
kepala, neri otot, demam. Sebagai contoh aspirin dosis kecil digunakan untuk
pencegahan thrombosis koroner dan cerebral.
Asetosal adalah analgetik
antipirentik dan anti inflamasi yang sangat luas digunakan dan digolongkan
dalam obat bebas. Efek sampingnya yaitu perangsangan bahkan dapat menyebabkan
iritasi lambung dan saluran cerna.
2. Golongan para aminofenol
Terdiri dari fenasetin dan
asetaminofen (parasetamol ). Efek samping golongan ini serupa denga salisilat
yaitu menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan sedang, dan dapat menurunkan
suhu tubuh dalam keadaan demam, dengan mekanisme efek sentral. Efek samping
dari parasetamol dan kombinasinya pada penggunaan dosis besar atau jangka lama
dapat menyebabkan kerusakan hati.
3. Golongan pirazolon(dipiron)
Dipiron sebagai analgetik
antipirentik, karena efek inflamasinya lemah. Efek samping semua derivate pirazolon
dapat menyebabkan agranulositosis, anemia aplastik dan trombositopenia.
4. Golongan antranilat
Digunakan sebagai analgetik karena
sebagai anti inflamasi kurang efektif dibandingkan dengan aspirin. Efek samping
seperti gejala iritasi mukosa lambung dan gangguan saluran cerna sering timbul.
Penggunaan :
Obat-obat ini mampu meringankan
atau menghilangkan rasa nyeri tanpa memengaruhi SSP atau menurunkan kesadaran,
juga tidak menimbulkan ketagihan. Kebanyakan zat ini juga berdaya antipiretis
dan/atau antiradang. Oleh karena itu tidak hanya digunakan sebagai obat
antinyeri, melainkan juga pada demam (infeksi virus/kuman, selesma, pilek) dan
peradangan seperti rematik dan encok.
Efek samping :
Yang paling umum adalah gangguan
lambung-usus, kerusakan darah, kerusakan hati dan ginjal dan juga reaksi alergi
kulit. Efek-efek samping ini terutama terjadi pada penggunaan lama atau dalam
dosis tinggi. Oleh karena itu penggunaan anal-getika secara kontinu tidak
dianjurkan.
2. Analgetik Narkotik, Khusus digunakan
untuk menghalau rasa nyeri hebat,
seperti fraktur dan kanker.
Nyeri pada kanker umumnya diobati
menurut suatu skema bertingkat empat, yaitu:
Obat perifer (non Opioid) peroral
atau rectal; parasetamol, asetosal.
Obat perifer bersama kodein atau
tramadol.
Obat sentral (Opioid) peroral atau
rectal.
Obat Opioid parenteral.
Penggolongan analgetik narkotik
adalah sebagai berikut :
a. Alkaloid alam : morfin,codein
b. Derivate semi sintesis : heroin
c. Derivate sintetik : metadon, fentanil
d. Antagonis morfin : nalorfin, nalokson, dan
pentazooin.
Obat generik, indikasi, kontra
indikasi, dan ef:ek samping :
1. Morfin
Indikasi : analgetik selama dan setelah pembedahan
Kontra indikasi: depresi pernafasan
akut, alkoholisme akut, penyakit perut akut.
Efek samping : mual, muntah, konstipasi, ketergantungan/
indiksi pada over dosis.
2. Kodein fosfat
Indikasi : nyeri ringan sampai sedang
Kontra indikasi: depresi pernafasan
akut, alkoholisme akut, penyakit perut akut
Efek samping : mual, muntah, konstipasi, ketergantungan/
indiksi over dosis
3. Fentanil
Indikasi : nyeri kronik yang sukar diatasi
pada kanker
Konta indikasi: depresi pernafasan
akut, alkoholisme akut, penyakit perut akut
Efek samping: mual, muntah,
konstipasi, ketergantungan/indiksi over dosis
4. Petidin HCl
Indikasi : nyeri sedang sampai berat, nyeri
pasca bedah
Kontra indikasi: depresi pernafasan
akut, alkoholisme akut, penyakit perut akut
Efek samping : mual, muntah, konstipasi,
ketergantungan/indiksi over dosis
5. Tremadol HCl
Indikasi : nyeri sedang sampai berat
Kontra indikasi: depresi pernafasan
akut, alkoholisme akut, penyakit perut akut
Efek samping : mual, muntah, konstipasi,
ketergantungan/indiksi over dosis
Nalorfin, Nalokson
Adalah antagonis morfin, bekerja
meniadakan semua khasiat morfin dan bersifat analgetik. Khusus digunakan pada
kasus overdosis atau intoksikasi obat-obat analgetik narkotik.
2. ObatAntimigrain : Obat yang
mengobati penyakit berciri serangan-serangan berkala dari nyeri hebat pada satu
sisi.
3. Obat Anti Reumatik : Obat yang
digunakan untuk mengobati atau menghilangkan rasa nyeri pada sendi/otot,
disebut juga anti encok.
Efek samping :
berupa gangguan lambung usus,
perdarahan tersembunyi (okult ), pusing, tremor dan lain-lain.
Obat generiknya :
Indomestasin, fenilbutazon, dan
piroksikam.
4. Obat Anestetik :
a). Anestetik Lokal : Obat yang
merintangi secara reversible penerusan impuls-impuls syaraf ke SSP (susunan
syaraf pusat) pada kegunaan lokal dengan demikian dapat menghilangkan rasa
nyeri, gatal-gatal, panas atau dingin.
Penggunaan :
Anestetik lokal umumnya digunakan
secara parenteral misalnya pembedahan kecil dimana pemakaian anestetik umum
tidak dibutuhkan. Anestetik lokal dibagi menjadi 3 jenis :
1. anestetik permukaan, digunakan secara
local untu melawan rasa nyeri dan gatal, misalnya larutan atau tablet hisap
untuk menghilangkan rasa nyeri di mulut atau leher, tetes mata untuk mengukur
tekana okuler mata atau mengeluarkan benda asing di mata, salep untuk
menghilangkan rasa nyeri akibat luka bakar dan suppositoria untuk penderita
ambient/ wasir.
2. Anestetik filtrasi yaitu suntikan yang
diberikan ditempat yang dibius ujung-ujung sarafnya, misalnya pada daerah kulit
dan gusi
3. Anestetik blok atau penyaluran saraf
yaitu dengan penyuntikan disuatu tempat dimana banyak saraf terkumpul sehingga
mencapai daerah anestesi yang luas misalnya pada pergelangan tangan atau kaki.
Obat – obat anestetik lokal umumnya
yang dipakai adalah garam kloridanya yang mudah larut dalam air.
Persyaratan anestetik lokal :
Anestetik lokal dikatakan ideal
apabila memiliki beberapa persyaratan sebagai berikut :
a. tidak merangsang jaringan
b. tidak mengakibatkan kerusakan permanen
terhadap susunan saraf sentral
c. toksisitas sistemis rendah
d. efektif pada penyuntikan dan penggunaan
local
e. mula kerja dan daya kerjanya singkat
untuk jangka waktu cukup lama
f. larut dalam air dengan menghasilakan
larutan yang stabil dan tahan pemanasan
Efek samping :
Efek samping dari pengguna
anestetik local terjadi akibat khasiat dari kardiodepresifnya ( menekan fungsi
jantung ), mengakibatkan hipersensitasi berupa dermatitis alergi.
Penggolongan :
Secara kimiawi anestetik local
dibagi 3 kelompok yaitu :
1. Senyawa ester, contohnya prokain,
benzokain, buvakain, tetrakain, dan oksibuprokain
2. Senyawa amida, contohnya lidokain,
mepivikain, bupivikain,, cinchokain dll.
Semua kokain, semua obat tersebut
diatas dibuat sintesis.
Sediaan, indikasi, kontra indikasi
dan efek samping :
1. Bupivikain
Indikasi : anestetik lokal
2. Etil klorida
Indikasi : anestetik lokal
Efek samping : menekan pernafasan,
gelisah dan mual
3. Lidokain
Indikasi : anestesi filtrasi dan anestesi
permukaan, antiaritmia
Efek samping : mengantuk
4. Benzokain
Indikasi : anestesi permukaan dan
menghilangkan rasa nyeri dan gatal
5. Prokain ( novokain )
Indikasi : anestesi filtrasi dan permukaan
Efek samping : hipersensitasi
6. Tetrakain
Indikasi : anestesi filtrasi
7. Benzilalkohol
Indikasi : menghilangkan rasa gatal, sengatan
matahari dan gigi
Kontra indikasi : insufiensi
sirkulasi jantung dan hipertensi
Efek samping: menekan pernafasan
b). Anestetika Umum : Obat yang
dapat menimbulkan suatu keadaan depresi pada pusat-pusat syaraf tertentu yang
bersifat reversible, dimana seluruh perasaan dan kesadaran ditiadakan.
Beberapa syarat penting yang harus
dipenuhi oleh suatu anestetik umum :
1.berbau enak dan tidak merangsang
selaput lender
2. mula kerja cepat tanpa efek
samping
3. sadar kembalinya tanpa kejang
4. berkhasiat analgetik baik dengan
melemaskan otot-otot seluruhnya
5. Tidak menambah pendarahan
kapiler selama waktu pembedahan
Efek samping :
Hampir semua anestetik inhalasi
mengakibatkan sejumlah efek samping yang terpenting diantaranya adalah :
· Menekan pernafasa, paling kecil pada
N2O, eter dan trikloretiken
· Mengurangi kontraksi jantung, terutama
haloten dan metoksifluran yang paling ringan pada eter
· Merusak hati, oleh karena sudah tidak
digunakan lagi seperti senyawa klor
· Merusak ginjal, khususnya
metoksifluran
Penggolongan :
Menurut penggunaannya anestetik
umum digolongkan menjadi 2 yaitu:
1. Anestetik injeksi, contohnya diazepam,
barbital ultra short acting ( thiopental dan heksobarbital )
2. Anestetik inhalasi diberikan sebagai uap
melalui saluran pernafasan. Contohnya eter, dll.
Sediaan, indikasi, kontra indikasi
dan efek samping :
1. Dinitrogen monoksida
Indikasi : anestesi inhalasi
2. Enfluran
Indikasi : anestesi inhalasi ( untuk pasien
yang tidak tahan eter)
Efek samping : menekan pernafasan,
gelisah, dan mual
3.
Halotan
Indikasi :anestesi inhalasi
Efek samping : menekan pernafasan,
aritmia, dan hipotensi
3. Droperidol
Indikasi : anestesi inhalasi
4. Eter
Indikasi : anestesi inhalasi
Efek samping : merangsang mukosa
saluran pernafasan
5. Ketamin hidroklorida
Indikasi : anestesi inhalasi
Efek samping : menekan pernafasan
(dosis tinggi ), halusinasi dan tekanan darah naik.
6. Tiopental
Indikasi : anestesi injeksi pada pembedahan
kecil seperti di mulut
Kontra indikasi : insufiensi sirkulasi
jantung dan hipertensi
Efek samping : menekan pernafasan
5. Hipnotika sedativa : Obat yang
dalam dosis terapi dapat mempertinggi keinginan tubuh normal untuk tidur. Bila
dosis rendah disebut sedativa (obat pereda/penenang).
Persyaratan obat tidur yang ideal :
1. Menimbulkan suatu keadaan yang sama
dengan tidur normal2. Jika terjadi
kelebihan dosis, pengaruh terhadap fungsi lain dari system saraf pusat maupun
organ lainnya yang kecil.
3. Tidak tertimbun dalam tubuh
4. Tidak menyebabkan kerja ikutan yang
negative pada keesokan harinya
5. Tidak kehilangan khasiatnya pada
penggunaan jangka panjang
Efek samping :
Kebanyakan obat tidur memberikan
efek samping umum yng mirip dengan morfin antara lain :
a. Depresi pernafasan, terutama pada dosis
tinggi, contihnya flurazepam, kloralhidrat, dan paraldehida.
b. Tekanan darah menurun, contohnya golongan
barbiturate.
c. Hang-over, yaitu efek sisa pada keesokan
harinya seperti mual, perasaan ringan di kepala dan pikiran kacau, contohnya
golongan benzodiazepine dan barbiturat.
d. Berakumulasi di jaringan lemak karena
umumnya hipnotik bersifat lipofil.
Penggolongan :
Secara kimiawi, obat-obat hipnotik
digolongkan sebagai berikut :
1. Golongan barbiturate, seperti
fenobarbital, butobarbital, siklobarbital, heksobarbital,dll.
2. Golongan benzodiazepine, seperti
flurazepam, nitrazepam, flunitrazepam dan triazolam.
3. Golongan alcohol dan aldehida, seperti
klralhidrat dan turunannya serta paraldehida.
4. Golongan bromide, seperti garam bromide (
kalium, natrium, dan ammonium ) dan turunan ure seperti karbromal dan
bromisoval.
5. Golongan lain, seperti senyawa
piperindindion (glutetimida ) dan metaqualon.
Obat generik, indikasi, kontra
indikasi, dan efek samping :
1. Diazepam
Indikasi : hipnotika dan sedative, anti
konvulsi, relaksasi, relaksasi otot dan anti ansietas (obat epilepsi).
2. Nitrazepam
Indikasi : seperti indikasi diazepam
Efek samping : pada pengguanaan
lama terjadi kumulasi dengan efek sisa (hang over ), gangguan koordinasi dan
melantur.
3. Flunitrazepam
Indikasi : hipnotik, sedatif, anestetik
premedikasi operasi.
Efek samping : amnesia (hilang
ingatan )
4. Kloral hidrat
Indikasi : hipnotika dan sedatif
Efek samping: merusak mukosa
lambung usus dan ketagihan
5. Luminal
Indikasi : sedative, epilepsy, tetanus, dan
keracunan strikhnin.
6. Obat Anti Depresan : Obat yang
dapat memperbaiki suasana jiwa dapat menghilangkan atau meringankan
gejala-gejala keadaan murung yang tidak disebabkan oleh kesulitan sosial,
ekonomi dan obat-obatan serta penyakit.
Anti Depresiva, dibagi menjadi
thimoleptika yaitu obat yang dapat melawan melankolia dan memperbaiki suasana
jiwa serta thimeritika yaitu menghilangkan inaktivitas fisik dan mental tanpa
memperbaiki suasana jiwa. Secara umum anti depresiva dapat memperbaiki suasana
jiwa dan dapat menghilangkan gejala-gejala murum dan putus asa. Obat ini
terutama digunakan pada keadaan depresi, panic dan fobia.
Anti depresiva dibagi dalam 2
golongan :
1. Anti depresiva generasi pertama,
seringkali disebut anti depresiva trisiklis dengan efek samping gangguan pada
system otonom dan jantung. Contohnya imipramin dan amitriptilin.
2. Anti deprisiva generasi kedua, tidak
menyebabkan efek anti kolinergik dan gangguan jantung, contohnya meprotilin dan
mianserin.
7. Neuroleptika : Obat yang dapat
menekan fungsi-fungsi psikis (jiwa) tertentu tanpa menekan fungsi-fungsi umum
seperti berfikir dan berkelakuan normal.
Neuroleptika yaitu obat yang
berkerja sebagai anti psikotis dan sedative yang dikenal dengan Mayor Tranquilizer.
Neuroleptika mempunyai beberapaa
khasiat :
1. Anti psikotika, yaitu dapat meredakan
emosi dan agresi, mengurangi atau menghilangkan halusinasi, mengembalikan
kelakuan abnormal dan schizophrenia.
2. Sedative yaitu menghilangkan rasa bimbang,
takut dan gelisah, contoh tioridazina.
3. Anti emetika, yaitu merintangi
neorotransmiter ke pusat muntah, contoh proklorperezin.
4. Analgetika yaitu menekan ambang rasa
nyeri, contoh haloperidinol.
Efek samping :
1. Gejala ekstrapiramidal yaitu kejang muka,
tremor dan kaku anggota gerak karena disebabkan kekurangan kadar dopamine dalam
otak.
2. Sedative disebabkan efek anti histamine
antara lain mengantuk,lelah dan pikiran keruh.
3. Diskenesiatarda, yaitu gerakan tidak
sengaja terutama pada otot muka (bibir, dan rahang )
4. Hipotensi, disebabkan adanya blockade
reseptor alfa adrenergic dan vasolidasi.
5. Efek anti kolinergik dengan cirri-ciri
mulut kering, obstipasi dan gangguan penglihatan.
6. Efek anti serotonin menyebabkan gemuk
karena menstimulasi nafsu makan
7. Galaktore yaitu meluapnya ASI karena
menstimulasi produksi ASI secara berlebihan.
8. Obat Antiepileptika : Obat yang
dapat menghentikan penyakit ayan, yaitu suatu penyakit gangguan syaraf yang
ditimbul secara tiba-tiba dan berkala, adakalanya disertai perubahan-perubahan
kesadaran.
Penyebab antiepileptika : pelepasan
muatan listrik yang cepat, mendadak dan berlebihan pada neuron-neuron tertentu
dalam otak yang diakibatkan oleh luka di otak( abses, tumor, anteriosklerosis
), keracunan timah hitam dan pengaruh obat-obat tertentu yang dapat
memprovokasi serangan epilepsi.
Jenis – Jenis Epilepsi :
1. Grand mal (tonik-tonik umum )
Timbul serangan-serangan yang
dimulai dengan kejang-kejang otot hebat dengan pergerakan kaki tangan tak sadar
yang disertai jeritan, mulut berbusa,mata membeliak dan disusul dengan pingsan
dan sadar kembali.
2. Petit mal
Serangannya hanya singkat sekali
tanpa disertai kejang.
3. Psikomotor (serangan parsial kompleks)
Kesadaran terganggu hanya sebagian
tanoa hilangnya ingatan dengan memperlihatkan perilaku otomatis seperti gerakan
menelan atau berjalan dalam lingkaran.
Penggunaan :
1. untuk menghindari sel-sel otak
2. mengurangi beban social dan psikologi
pasien maupun keluarganya
3. profilaksis/pencegahan sehingga jumlah
serangan berkurang
Penggolongan :
1. Golongan hidantoin, adalah obat utama
yang digunakan pada hamper semua jenis epilepsi. Contoh fenitoin.
2. Golongan barbiturat, sangat efektif
sebagi anti konvulsi, paling sering digunakan pada serangan grand mal. Contoh
fenobarbital dan piramidon.
3. Golongan karbamazepin, senyawa trisiklis
ini berkhasiat antidepresif dan anti konvulsif.
4. Golongan benzodiazepine, memiliki khasiat
relaksasi otot, hipnotika dan antikonvulsiv yang termasuk golongan ini adalah
desmetildiazepam yang aktif,klorazepam, klobazepam.
5. Golongan asam valproat, terutama efektif
untuk terapi epilepsy umum tetapi kurang efektif terhadap serangan psikomotor.
Efek anti konvulsi asam valproat didasarkan meningkatkan kadar asam gama amino
butirat acid.
Obat generik, indikasi, kontra
indikasi, efek samping :
1. Fenitoin
Indikasi : semua jenis epilepsi,kecuali
petit mal, status epileptikus
Kontra indikasi: gangguan hati,
wanita hamil dan menyusui
Efek samping : gangguan saluran cerna, pusing nyeri kepala
tremor, insomnia.
2. Penobarbital
Indikasi : semua jenis epilepsi kecuali
petit mal, status epileptikus
Kontra indikasi: depresi pernafasan
berat, porifiria
Efek samping :mengantuk, depresi
mental
3. Karbamazepin
Indikasi : epilepsi semua jenis kecuali
petit mal neuralgia trigeminus
Kontra indikasi: gangguan hati dan ginjal,
riwayat depresi sumsum tulang
Efek samping : mual,muntah,pusing, mengantuk,
ataksia,bingung
4. Klobazam
Indikasi : terapi tambahan pada epilepsy
penggunaan jangka pendek ansietas.
Kontra indikasi: depresi pernafasan
Efek samping : mengantuk, pandangan kabur, bingung,
amnesia ketergantungan kadang-kadang nyeri kepala, vertigo hipotensi.
5. Diazepam
Indikasi : status epileptikus, konvulsi
akibat keracunan
Kontra indikasi: depresi pernafasan
Efek samping : mengantuk, pandangan kabur, bingung,
antaksia, amnesia, ketergantungan, kadang nyeri kepala.
9. Obat Antipiretik : Obat untuk menurunkan
suhu badan atau panas.
10. Obat Antiemetika : Obat untuk
mencegah / menghentikan muntah akibat stimulasi pusat muntah yang disebabkan
oleh rangsangan lambung usus, melalui CTZ (Cheme Receptor Trigger Zone) dan
melalui kulit otak.
Penggunaan :
Antiemetika diberikan kepada pasien
dengan keluhan sebagai berikut :
1. Mabuk jalan
2. Mabuk kehamilan
3. Mual atau muntah yang disebabkan penyakit
tertentu seperti pada pengobatan dengan radiasi atau obat-obat sitostatik.
Penggolongan :
1. Anti histamin
Efek samping anti histamine ini
adalah mengantuk. Anti histamine yang dipaki adalah sinarizin, dimenhidrinat,
dan prometazin, toklat.
2. Dopamin blokersinarizin
e. Metoklopramid dan fenotiazin
Bekerja secara selektif merintangi
reseptor dopamine ke chemo reseptor trigger zone tetapi tidak efektif untuk
motion sickness. Obat yng dipaki adalah klorpromazin HCl,perfenazin,
proklorperazin dan trifluoperazin.
f. Domperidon
Bekerja berdasarkan peringatan
reseptor dopamine ke CTZ. Efek samping jarang terjadi hanya berupa
kejang-kejang usus. Obat ini dipaki pada kasus mual dan muntah yang berkaitan
dengan obat-obatan sitostatika.
3. Antagonis serotonin
Bermanfaat pada pasien mual, muntah
yang berkaitan dengan obat-obatan sitostatika.
Obat generic, indikasi, kontra
indikasi, efek samping :
1. Sinarizin
Indikasi : kelainan vestibuler seperti
vertilago, tinnitus, mual dan muntah.
Kontra indikasi : kehamilan/
menyusui, hipotensi, dan serangan asma
Efek samping : gejala ekstra pyramidal, mengantuk, sakit
kepala
2. Dimenhidrinat
Indikasi : mual, muntah, vertigo, mabuk
perjalanan dan kelainan labirin
Kontra indikasi : serangan asma
akut, gagal jantung dan kehamilan
Efek samping : mengantuk dan gangguan psikomotor
3. Klorpromazin HCl
Indikasi : mual dan muntah
Kontra indikasi : gangguan hati dan
ginjal
Efek samping : mengantuk, gejala ekstra piramidal
4. Perfenazin
Indikasi : mual dan muntah berat
Kontra indikasi : gangguan hati dan
ginjal
Efek samping : mengantuk, gejala ekstra piramidal
5. Proklorperazin
Indikasi : mual dan muntah akibat gangguan
pada labirin
Kontra indikasi : gangguan hati dan
ginjal
Efek samping : mengantuk, gejala ekstra piramidal
6. Trifluoperazin
Indikasi :mual dan muntah berat
Kontra indikasi : gangguan hati dan
ginjal
Efek samping : mengantuk, gejala ekstra piramidal
10. Obat Antipiretik : Obat untuk
menurunkan suhu badan atau panas.
11. Obat Pelemas otot / muscle relaxant :
Obat yg mempengaruhi tonus otot
12. Obat Antikonvulsan :
Obat mencegah & mengobati
bangkitan epilepsi.
Contoh : Diazepam,
Fenitoin,Fenobarbital, Karbamazepin, Klonazepam.
13. Obat Parkinson (penyakit
gemetaran ) :
Obat yang digunakan untuk mengobati
penyakit Parkison yang ditandai dengan gejala tremor, kaku otot,gangguan gaya
berjalan, gannguan kognitif, persepsi, dan daya ingat. Penyakit ini terjadi
akibat proses degenerasi yang progresif dan sel-sel otak sehingga menyebabkan terjadinya defisiensi
neurotransmitter yaitu dopamin.
Gejala – gejala Parkison dapat
dikelompokan sebagai berikut :
Ø
Gangguan motorik positif, misalnya terjadi tremor dan rigiditas.
Gangguan negative misalnya terjadi hipokinesia.
Ø
Gejala vegetatif, seperti air liur dan air mata berlebihan, muka pucat
dan kaku.
Ø
Gangguan psikis, seperti berkurangnya kemampuan mengambil keputusan,
merasa tertekan.
Penyebab penyakit Parkinson :
v
Idiopatik (tidak diketahui sebabnya)
v
Radang, trauma, anterosklerosis pada otak
v
Efek samping obat psikofarmaka
Penggunaan :
meskipun pengobatan parkison tidak
dapat mencegah progesi penyakit, tetapi sangat memperbaiki kualitas dan harapan
hidup kebanyakan pasien. Karena itu pemberian obat sebaiknya dimulai dengan
dosis rendah dan ditingkatkan sedikit demi sedikit.
Penggolongan :
Berdasarkan cara kerjanya dibagi
menjadi :
1. Obat anti muskarinik, seperti
triheksifenidil/ benzheksol, digunakan pada pasien dengan gejala ringan dimana
tremor adalah gejala yang dopamin.
2. Obat anti dopaminergik, seperti levodopa,
bromokriptin. Untuk penyakit Parkinson idiopatik, obat pilihan utama adalah
levodopa.
3. Obat anti dopamine antikolinergik,
seperti amantadine.
4. Obat untuk tremor essensial, seperti
haloperidol, klorpromazine, primidon.
Obat generic, indikasi, kontra
indikasi dan efek samping :
1. Triheksifenidil
Mempunyai daya antikolinergik yang
dapat memperbaikintremor, tetapi kurang efektif terhadap akinesia dan kekakuan.
2. Biperidin
Derivate yang terutama efektif
terhadap akinesia dan kekakuan, kurang aktif terhadap tremor. Efek samping
kurang lebih sama.
Indikasi : Parkinson, gangguan
ektrapiramidal karena obat.
Kontra indikasi : retensi urine,
glaucoma, tersumbatnya saluran cerna
Efek samping : gangguan lambung usus, mulut kering,
gangguan penglihatan dan efek-efek sentral.
3. Levodopa
Levodopa terutama efektif terhadap
hipokinesia dan kekakuan, sedangkan terhadap tremor umumnya kurang efektif
dibandingkan dengan antikolinergik.
Indikasi : parkinsonisme bukan
karena obat
Kontra indikasi : glukoma, penyakit
psikiatri berat
Efek samping :anoreksia, mual, muntah, insomnia
4. Bromokriptin
Bekerja sebagai antagonis dopamine,
obat ini semula digunakan pada pasien-pasien parkison hanya dimana efek-efek
dopa berkurang setelah beberapa tahun dan efeknyapun menjadi singkat, bersamaan
dengan lebih seringnya terjadi efek samping.
Indikasi : parkinsonisme
Efek samping :gangguan lambung
usus, pada dosis tinggi halusinasi, gangguan psikomotor dll.
5. Amantadine
Obat anti influenza ini secara
kebetulan ditemukan daya anti parkisonnya.
Efek samping : lebih ringan dari levodopa, pada dosis
biasa tidak sring terjadi antara lain mulut kering, gangguan penglihatan,
hipotensi ortostatik, kadang-kadang terjadi udema mata kaki.
Mekanisme kerja: melalui
memperbanyak pelepasan dari ujung-ujung saraf.KLASIFIKASI OBAT SISTEM SARAF PUSAT
Obat yang bekerja terhadap SSP
dapat dibagi dalam beberapa golongan besar, yaitu:
1. Psikofarmaka (psikotropika),
yang meliputi:
a. Psikoleptika (menekan atau
menghambat fungsi-fungsi tertentu dari SSP seperti hipnotika, sedativa dan
tranquilizers, dan antipsikotika).
b. Psiko-analeptika (menstimulasi
seluruh SSP, yakni antidepresiva dan psikostimulansia (wekamin).
2. Jenis obat untuk gangguan
neurologis, seperti antiepileptika, MS (multiple sclerosis), dan penyakit
Parkinson.
3. Jenis obat yang memblokir
perasaan sakit: analgetika, anti radang/rematik, narkotika, anestetika umum,
dan lokal.
4. Jenis obat vertigo dan obat
migrain.
Umumnya semua obat yang bekerja
pada SSP menimbulkan efeknya dengan mengubah sejumlah tahapan dalam hantaran
kimia sinap (tergantung kerja transmitter).
OBAT PERANGSANG SISTEM SARAF PUSAT
Obat Perangsang Sistem Saraf Pusat
antara lain :
1. AMFETAMIN
Indikasi : untuk narkolepsi,
gangguan penurunan perhatian
Efek samping : Euforia dan
kesiagaan, tidak dapat tidur, gelisah, tremor, iritabilitas dan beberapa
masalah kardiovaskuler (Tachicardia, palpitasi, aritmia, dll)
Farmakokinetik : waktu paruh 4-30
jam, diekskresikan lebih cepat pada urin asam daripada urin basa
Reaksi yang merugikan : menimbulkan
efek- efek yang buruk pada sistem saraf pusat, kardiovaskuler,
gastroinstestinal, dan endokrin.
Dosis pemberian : Dewasa : 5-20 mg
Anak > 6 th : 2,5-5 mg/hari
2. METILFENIDAT
Indikasi : pengobatan depresi
mental, pengobatan keracunan depresan SSP, syndrom hiperkinetik pada anak
Efek samping : insomnia, mual,
iritabilitas, nyeri abdomen, nyeri kepala, Tachicardia
Kontraindikasi : hipertiroidisme,
penyakit ginjal.
Farmakokinetik : diabsorbsikan
melalui saluran cerna dan diekskresikan melalui urin, dan waktu paruh plasma
antara 1-2 jam
Farmakodinamik : mula- mula :0,5 –
1 jam P : 1 – 3 jam, L : 4-8 jam.
Reaksi yang merugikan : takikardia,
palpitasi, meningkatkan hiperaktivitas.
Dosis pemberian : Anak : 0.25
mg/kgBB/hr
Dewasa : 10 mg 3x/hr
3. KAFEIN
Indikasi : menghilangkan rasa
kantuk, menimbulkan daya pikir yang cepat, perangsang pusat pernafasan dan
fasomotor, untuk merangsang pernafasan pada apnea bayi prematur
Efek samping : sukar tidur,
gelisah, tremor, tachicardia, pernafasan lebih cepat
Kontraindikasi : diabetes,
kegemukan, hiperlipidemia, gangguan migren, sering gelisah (anxious).
Farmakokinetik : kafein
didistribusikan keseluruh tubuh dan diabsorbsikan dengan cepat setelah
pemberian, waktu paruh 3-7 jam, diekskresikan melalui urin
Reaksi yang merugikan : dalam
jumlah yang lebih dari 500 mg akan mempengaruhi SSP dan jantung.
Dosis pemberian : apnea pada bayi :
2.5-5 mg/kgBB/hr, keracunan obat depresan : 0.5-1 gr kafein Na-Benzoat
(Intramuskuler).
4. NIKETAMID
Indikasi : merangsang pusat
pernafasan
Efek samping : pada dosis
berlebihan menimbulkan kejang
Farmakokinetik : diabsorbsi dari
segala tempat pemberian tapi lebih efektif dari IV
Dosis : 1-3 ml untuk perangsang
pernafasan
5. DOKSAPRAM
Indikasi : perangsang pernafasan
Efek samping : hipertensi,
tachicardia, aritmia, otot kaku, muntah
Farmakokinetik : mempunyai masa
kerja singkat dalam SSP
Dosis : 0.5-1.5 mg/kgBB secara IV
JENIS OBAT SISTEM SARAF PUSAT
1. Obat Analgetika : Obat yang
mengurangi atau melenyapkan rasa nyeri tanpa menghilangkan kasadaran.
Atas kerja farmakologisnya,
analgetik dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu:
Analgetik Perifer (non narkotik),
analgetik ini tidak dipengaruhi system saraf pusat. Semua analgetik perifer
memiliki khasiat sebagai anti piretik yaitu menurunkan suhu. Terdiri dari
obat-obat yang tidak bersifat narkotik dan tidak bekerja sentral.
Penggolongan:
Berdasarkan rumus kimianya
analgetik perifer digolongkan menjadi :
1.
Golongan salisilat
Asam asetil salisilat yang lebih
dikenal sebagai asetosal atau aspirin. Obat ini diindikasikan untuk sakit
kepala, neri otot, demam. Sebagai contoh aspirin dosis kecil digunakan untuk
pencegahan thrombosis koroner dan cerebral.
Asetosal adalah analgetik
antipirentik dan anti inflamasi yang sangat luas digunakan dan digolongkan
dalam obat bebas. Efek sampingnya yaitu perangsangan bahkan dapat menyebabkan
iritasi lambung dan saluran cerna.
2. Golongan para aminofenol
Terdiri dari fenasetin dan
asetaminofen (parasetamol ). Efek samping golongan ini serupa denga salisilat
yaitu menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan sedang, dan dapat menurunkan
suhu tubuh dalam keadaan demam, dengan mekanisme efek sentral. Efek samping
dari parasetamol dan kombinasinya pada penggunaan dosis besar atau jangka lama
dapat menyebabkan kerusakan hati.
3. Golongan pirazolon(dipiron)
Dipiron sebagai analgetik
antipirentik, karena efek inflamasinya lemah. Efek samping semua derivate pirazolon
dapat menyebabkan agranulositosis, anemia aplastik dan trombositopenia.
4. Golongan antranilat
Digunakan sebagai analgetik karena
sebagai anti inflamasi kurang efektif dibandingkan dengan aspirin. Efek samping
seperti gejala iritasi mukosa lambung dan gangguan saluran cerna sering timbul.
Penggunaan :
Obat-obat ini mampu meringankan
atau menghilangkan rasa nyeri tanpa memengaruhi SSP atau menurunkan kesadaran,
juga tidak menimbulkan ketagihan. Kebanyakan zat ini juga berdaya antipiretis
dan/atau antiradang. Oleh karena itu tidak hanya digunakan sebagai obat
antinyeri, melainkan juga pada demam (infeksi virus/kuman, selesma, pilek) dan
peradangan seperti rematik dan encok.
Efek samping :
Yang paling umum adalah gangguan
lambung-usus, kerusakan darah, kerusakan hati dan ginjal dan juga reaksi alergi
kulit. Efek-efek samping ini terutama terjadi pada penggunaan lama atau dalam
dosis tinggi. Oleh karena itu penggunaan anal-getika secara kontinu tidak
dianjurkan.
2. Analgetik Narkotik, Khusus digunakan
untuk menghalau rasa nyeri hebat,
seperti fraktur dan kanker.
Nyeri pada kanker umumnya diobati
menurut suatu skema bertingkat empat, yaitu:
Obat perifer (non Opioid) peroral
atau rectal; parasetamol, asetosal.
Obat perifer bersama kodein atau
tramadol.
Obat sentral (Opioid) peroral atau
rectal.
Obat Opioid parenteral.
Penggolongan analgetik narkotik
adalah sebagai berikut :
a. Alkaloid alam : morfin,codein
b. Derivate semi sintesis : heroin
c. Derivate sintetik : metadon, fentanil
d. Antagonis morfin : nalorfin, nalokson, dan
pentazooin.
Obat generik, indikasi, kontra
indikasi, dan ef:ek samping :
1. Morfin
Indikasi : analgetik selama dan setelah pembedahan
Kontra indikasi: depresi pernafasan
akut, alkoholisme akut, penyakit perut akut.
Efek samping : mual, muntah, konstipasi, ketergantungan/
indiksi pada over dosis.
2. Kodein fosfat
Indikasi : nyeri ringan sampai sedang
Kontra indikasi: depresi pernafasan
akut, alkoholisme akut, penyakit perut akut
Efek samping : mual, muntah, konstipasi, ketergantungan/
indiksi over dosis
3. Fentanil
Indikasi : nyeri kronik yang sukar diatasi
pada kanker
Konta indikasi: depresi pernafasan
akut, alkoholisme akut, penyakit perut akut
Efek samping: mual, muntah,
konstipasi, ketergantungan/indiksi over dosis
4. Petidin HCl
Indikasi : nyeri sedang sampai berat, nyeri
pasca bedah
Kontra indikasi: depresi pernafasan
akut, alkoholisme akut, penyakit perut akut
Efek samping : mual, muntah, konstipasi,
ketergantungan/indiksi over dosis
5. Tremadol HCl
Indikasi : nyeri sedang sampai berat
Kontra indikasi: depresi pernafasan
akut, alkoholisme akut, penyakit perut akut
Efek samping : mual, muntah, konstipasi,
ketergantungan/indiksi over dosis
Nalorfin, Nalokson
Adalah antagonis morfin, bekerja
meniadakan semua khasiat morfin dan bersifat analgetik. Khusus digunakan pada
kasus overdosis atau intoksikasi obat-obat analgetik narkotik.
2. ObatAntimigrain : Obat yang
mengobati penyakit berciri serangan-serangan berkala dari nyeri hebat pada satu
sisi.
3. Obat Anti Reumatik : Obat yang
digunakan untuk mengobati atau menghilangkan rasa nyeri pada sendi/otot,
disebut juga anti encok.
Efek samping :
berupa gangguan lambung usus,
perdarahan tersembunyi (okult ), pusing, tremor dan lain-lain.
Obat generiknya :
Indomestasin, fenilbutazon, dan
piroksikam.
4. Obat Anestetik :
a). Anestetik Lokal : Obat yang
merintangi secara reversible penerusan impuls-impuls syaraf ke SSP (susunan
syaraf pusat) pada kegunaan lokal dengan demikian dapat menghilangkan rasa
nyeri, gatal-gatal, panas atau dingin.
Penggunaan :
Anestetik lokal umumnya digunakan
secara parenteral misalnya pembedahan kecil dimana pemakaian anestetik umum
tidak dibutuhkan. Anestetik lokal dibagi menjadi 3 jenis :
1. anestetik permukaan, digunakan secara
local untu melawan rasa nyeri dan gatal, misalnya larutan atau tablet hisap
untuk menghilangkan rasa nyeri di mulut atau leher, tetes mata untuk mengukur
tekana okuler mata atau mengeluarkan benda asing di mata, salep untuk
menghilangkan rasa nyeri akibat luka bakar dan suppositoria untuk penderita
ambient/ wasir.
2. Anestetik filtrasi yaitu suntikan yang
diberikan ditempat yang dibius ujung-ujung sarafnya, misalnya pada daerah kulit
dan gusi
3. Anestetik blok atau penyaluran saraf
yaitu dengan penyuntikan disuatu tempat dimana banyak saraf terkumpul sehingga
mencapai daerah anestesi yang luas misalnya pada pergelangan tangan atau kaki.
Obat – obat anestetik lokal umumnya
yang dipakai adalah garam kloridanya yang mudah larut dalam air.
Persyaratan anestetik lokal :
Anestetik lokal dikatakan ideal
apabila memiliki beberapa persyaratan sebagai berikut :
a. tidak merangsang jaringan
b. tidak mengakibatkan kerusakan permanen
terhadap susunan saraf sentral
c. toksisitas sistemis rendah
d. efektif pada penyuntikan dan penggunaan
local
e. mula kerja dan daya kerjanya singkat
untuk jangka waktu cukup lama
f. larut dalam air dengan menghasilakan
larutan yang stabil dan tahan pemanasan
Efek samping :
Efek samping dari pengguna
anestetik local terjadi akibat khasiat dari kardiodepresifnya ( menekan fungsi
jantung ), mengakibatkan hipersensitasi berupa dermatitis alergi.
Penggolongan :
Secara kimiawi anestetik local
dibagi 3 kelompok yaitu :
1. Senyawa ester, contohnya prokain,
benzokain, buvakain, tetrakain, dan oksibuprokain
2. Senyawa amida, contohnya lidokain,
mepivikain, bupivikain,, cinchokain dll.
Semua kokain, semua obat tersebut
diatas dibuat sintesis.
Sediaan, indikasi, kontra indikasi
dan efek samping :
1. Bupivikain
Indikasi : anestetik lokal
2. Etil klorida
Indikasi : anestetik lokal
Efek samping : menekan pernafasan,
gelisah dan mual
3. Lidokain
Indikasi : anestesi filtrasi dan anestesi
permukaan, antiaritmia
Efek samping : mengantuk
4. Benzokain
Indikasi : anestesi permukaan dan
menghilangkan rasa nyeri dan gatal
5. Prokain ( novokain )
Indikasi : anestesi filtrasi dan permukaan
Efek samping : hipersensitasi
6. Tetrakain
Indikasi : anestesi filtrasi
7. Benzilalkohol
Indikasi : menghilangkan rasa gatal, sengatan
matahari dan gigi
Kontra indikasi : insufiensi
sirkulasi jantung dan hipertensi
Efek samping: menekan pernafasan
b). Anestetika Umum : Obat yang
dapat menimbulkan suatu keadaan depresi pada pusat-pusat syaraf tertentu yang
bersifat reversible, dimana seluruh perasaan dan kesadaran ditiadakan.
Beberapa syarat penting yang harus
dipenuhi oleh suatu anestetik umum :
1.berbau enak dan tidak merangsang
selaput lender
2. mula kerja cepat tanpa efek
samping
3. sadar kembalinya tanpa kejang
4. berkhasiat analgetik baik dengan
melemaskan otot-otot seluruhnya
5. Tidak menambah pendarahan
kapiler selama waktu pembedahan
Efek samping :
Hampir semua anestetik inhalasi
mengakibatkan sejumlah efek samping yang terpenting diantaranya adalah :
· Menekan pernafasa, paling kecil pada
N2O, eter dan trikloretiken
· Mengurangi kontraksi jantung, terutama
haloten dan metoksifluran yang paling ringan pada eter
· Merusak hati, oleh karena sudah tidak
digunakan lagi seperti senyawa klor
· Merusak ginjal, khususnya
metoksifluran
Penggolongan :
Menurut penggunaannya anestetik
umum digolongkan menjadi 2 yaitu:
1. Anestetik injeksi, contohnya diazepam,
barbital ultra short acting ( thiopental dan heksobarbital )
2. Anestetik inhalasi diberikan sebagai uap
melalui saluran pernafasan. Contohnya eter, dll.
Sediaan, indikasi, kontra indikasi
dan efek samping :
1. Dinitrogen monoksida
Indikasi : anestesi inhalasi
2. Enfluran
Indikasi : anestesi inhalasi ( untuk pasien
yang tidak tahan eter)
Efek samping : menekan pernafasan,
gelisah, dan mual
3.
Halotan
Indikasi :anestesi inhalasi
Efek samping : menekan pernafasan,
aritmia, dan hipotensi
3. Droperidol
Indikasi : anestesi inhalasi
4. Eter
Indikasi : anestesi inhalasi
Efek samping : merangsang mukosa
saluran pernafasan
5. Ketamin hidroklorida
Indikasi : anestesi inhalasi
Efek samping : menekan pernafasan
(dosis tinggi ), halusinasi dan tekanan darah naik.
6. Tiopental
Indikasi : anestesi injeksi pada pembedahan
kecil seperti di mulut
Kontra indikasi : insufiensi sirkulasi
jantung dan hipertensi
Efek samping : menekan pernafasan
5. Hipnotika sedativa : Obat yang
dalam dosis terapi dapat mempertinggi keinginan tubuh normal untuk tidur. Bila
dosis rendah disebut sedativa (obat pereda/penenang).
Persyaratan obat tidur yang ideal :
1. Menimbulkan suatu keadaan yang sama
dengan tidur normal2. Jika terjadi
kelebihan dosis, pengaruh terhadap fungsi lain dari system saraf pusat maupun
organ lainnya yang kecil.
3. Tidak tertimbun dalam tubuh
4. Tidak menyebabkan kerja ikutan yang
negative pada keesokan harinya
5. Tidak kehilangan khasiatnya pada
penggunaan jangka panjang
Efek samping :
Kebanyakan obat tidur memberikan
efek samping umum yng mirip dengan morfin antara lain :
a. Depresi pernafasan, terutama pada dosis
tinggi, contihnya flurazepam, kloralhidrat, dan paraldehida.
b. Tekanan darah menurun, contohnya golongan
barbiturate.
c. Hang-over, yaitu efek sisa pada keesokan
harinya seperti mual, perasaan ringan di kepala dan pikiran kacau, contohnya
golongan benzodiazepine dan barbiturat.
d. Berakumulasi di jaringan lemak karena
umumnya hipnotik bersifat lipofil.
Penggolongan :
Secara kimiawi, obat-obat hipnotik
digolongkan sebagai berikut :
1. Golongan barbiturate, seperti
fenobarbital, butobarbital, siklobarbital, heksobarbital,dll.
2. Golongan benzodiazepine, seperti
flurazepam, nitrazepam, flunitrazepam dan triazolam.
3. Golongan alcohol dan aldehida, seperti
klralhidrat dan turunannya serta paraldehida.
4. Golongan bromide, seperti garam bromide (
kalium, natrium, dan ammonium ) dan turunan ure seperti karbromal dan
bromisoval.
5. Golongan lain, seperti senyawa
piperindindion (glutetimida ) dan metaqualon.
Obat generik, indikasi, kontra
indikasi, dan efek samping :
1. Diazepam
Indikasi : hipnotika dan sedative, anti
konvulsi, relaksasi, relaksasi otot dan anti ansietas (obat epilepsi).
2. Nitrazepam
Indikasi : seperti indikasi diazepam
Efek samping : pada pengguanaan
lama terjadi kumulasi dengan efek sisa (hang over ), gangguan koordinasi dan
melantur.
3. Flunitrazepam
Indikasi : hipnotik, sedatif, anestetik
premedikasi operasi.
Efek samping : amnesia (hilang
ingatan )
4. Kloral hidrat
Indikasi : hipnotika dan sedatif
Efek samping: merusak mukosa
lambung usus dan ketagihan
5. Luminal
Indikasi : sedative, epilepsy, tetanus, dan
keracunan strikhnin.
6. Obat Anti Depresan : Obat yang
dapat memperbaiki suasana jiwa dapat menghilangkan atau meringankan
gejala-gejala keadaan murung yang tidak disebabkan oleh kesulitan sosial,
ekonomi dan obat-obatan serta penyakit.
Anti Depresiva, dibagi menjadi
thimoleptika yaitu obat yang dapat melawan melankolia dan memperbaiki suasana
jiwa serta thimeritika yaitu menghilangkan inaktivitas fisik dan mental tanpa
memperbaiki suasana jiwa. Secara umum anti depresiva dapat memperbaiki suasana
jiwa dan dapat menghilangkan gejala-gejala murum dan putus asa. Obat ini
terutama digunakan pada keadaan depresi, panic dan fobia.
Anti depresiva dibagi dalam 2
golongan :
1. Anti depresiva generasi pertama,
seringkali disebut anti depresiva trisiklis dengan efek samping gangguan pada
system otonom dan jantung. Contohnya imipramin dan amitriptilin.
2. Anti deprisiva generasi kedua, tidak
menyebabkan efek anti kolinergik dan gangguan jantung, contohnya meprotilin dan
mianserin.
7. Neuroleptika : Obat yang dapat
menekan fungsi-fungsi psikis (jiwa) tertentu tanpa menekan fungsi-fungsi umum
seperti berfikir dan berkelakuan normal.
Neuroleptika yaitu obat yang
berkerja sebagai anti psikotis dan sedative yang dikenal dengan Mayor Tranquilizer.
Neuroleptika mempunyai beberapaa
khasiat :
1. Anti psikotika, yaitu dapat meredakan
emosi dan agresi, mengurangi atau menghilangkan halusinasi, mengembalikan
kelakuan abnormal dan schizophrenia.
2. Sedative yaitu menghilangkan rasa bimbang,
takut dan gelisah, contoh tioridazina.
3. Anti emetika, yaitu merintangi
neorotransmiter ke pusat muntah, contoh proklorperezin.
4. Analgetika yaitu menekan ambang rasa
nyeri, contoh haloperidinol.
Efek samping :
1. Gejala ekstrapiramidal yaitu kejang muka,
tremor dan kaku anggota gerak karena disebabkan kekurangan kadar dopamine dalam
otak.
2. Sedative disebabkan efek anti histamine
antara lain mengantuk,lelah dan pikiran keruh.
3. Diskenesiatarda, yaitu gerakan tidak
sengaja terutama pada otot muka (bibir, dan rahang )
4. Hipotensi, disebabkan adanya blockade
reseptor alfa adrenergic dan vasolidasi.
5. Efek anti kolinergik dengan cirri-ciri
mulut kering, obstipasi dan gangguan penglihatan.
6. Efek anti serotonin menyebabkan gemuk
karena menstimulasi nafsu makan
7. Galaktore yaitu meluapnya ASI karena
menstimulasi produksi ASI secara berlebihan.
8. Obat Antiepileptika : Obat yang
dapat menghentikan penyakit ayan, yaitu suatu penyakit gangguan syaraf yang
ditimbul secara tiba-tiba dan berkala, adakalanya disertai perubahan-perubahan
kesadaran.
Penyebab antiepileptika : pelepasan
muatan listrik yang cepat, mendadak dan berlebihan pada neuron-neuron tertentu
dalam otak yang diakibatkan oleh luka di otak( abses, tumor, anteriosklerosis
), keracunan timah hitam dan pengaruh obat-obat tertentu yang dapat
memprovokasi serangan epilepsi.
Jenis – Jenis Epilepsi :
1. Grand mal (tonik-tonik umum )
Timbul serangan-serangan yang
dimulai dengan kejang-kejang otot hebat dengan pergerakan kaki tangan tak sadar
yang disertai jeritan, mulut berbusa,mata membeliak dan disusul dengan pingsan
dan sadar kembali.
2. Petit mal
Serangannya hanya singkat sekali
tanpa disertai kejang.
3. Psikomotor (serangan parsial kompleks)
Kesadaran terganggu hanya sebagian
tanoa hilangnya ingatan dengan memperlihatkan perilaku otomatis seperti gerakan
menelan atau berjalan dalam lingkaran.
Penggunaan :
1. untuk menghindari sel-sel otak
2. mengurangi beban social dan psikologi
pasien maupun keluarganya
3. profilaksis/pencegahan sehingga jumlah
serangan berkurang
Penggolongan :
1. Golongan hidantoin, adalah obat utama
yang digunakan pada hamper semua jenis epilepsi. Contoh fenitoin.
2. Golongan barbiturat, sangat efektif
sebagi anti konvulsi, paling sering digunakan pada serangan grand mal. Contoh
fenobarbital dan piramidon.
3. Golongan karbamazepin, senyawa trisiklis
ini berkhasiat antidepresif dan anti konvulsif.
4. Golongan benzodiazepine, memiliki khasiat
relaksasi otot, hipnotika dan antikonvulsiv yang termasuk golongan ini adalah
desmetildiazepam yang aktif,klorazepam, klobazepam.
5. Golongan asam valproat, terutama efektif
untuk terapi epilepsy umum tetapi kurang efektif terhadap serangan psikomotor.
Efek anti konvulsi asam valproat didasarkan meningkatkan kadar asam gama amino
butirat acid.
Obat generik, indikasi, kontra
indikasi, efek samping :
1. Fenitoin
Indikasi : semua jenis epilepsi,kecuali
petit mal, status epileptikus
Kontra indikasi: gangguan hati,
wanita hamil dan menyusui
Efek samping : gangguan saluran cerna, pusing nyeri kepala
tremor, insomnia.
2. Penobarbital
Indikasi : semua jenis epilepsi kecuali
petit mal, status epileptikus
Kontra indikasi: depresi pernafasan
berat, porifiria
Efek samping :mengantuk, depresi
mental
3. Karbamazepin
Indikasi : epilepsi semua jenis kecuali
petit mal neuralgia trigeminus
Kontra indikasi: gangguan hati dan ginjal,
riwayat depresi sumsum tulang
Efek samping : mual,muntah,pusing, mengantuk,
ataksia,bingung
4. Klobazam
Indikasi : terapi tambahan pada epilepsy
penggunaan jangka pendek ansietas.
Kontra indikasi: depresi pernafasan
Efek samping : mengantuk, pandangan kabur, bingung,
amnesia ketergantungan kadang-kadang nyeri kepala, vertigo hipotensi.
5. Diazepam
Indikasi : status epileptikus, konvulsi
akibat keracunan
Kontra indikasi: depresi pernafasan
Efek samping : mengantuk, pandangan kabur, bingung,
antaksia, amnesia, ketergantungan, kadang nyeri kepala.
9. Obat Antipiretik : Obat untuk menurunkan
suhu badan atau panas.
10. Obat Antiemetika : Obat untuk
mencegah / menghentikan muntah akibat stimulasi pusat muntah yang disebabkan
oleh rangsangan lambung usus, melalui CTZ (Cheme Receptor Trigger Zone) dan
melalui kulit otak.
Penggunaan :
Antiemetika diberikan kepada pasien
dengan keluhan sebagai berikut :
1. Mabuk jalan
2. Mabuk kehamilan
3. Mual atau muntah yang disebabkan penyakit
tertentu seperti pada pengobatan dengan radiasi atau obat-obat sitostatik.
Penggolongan :
1. Anti histamin
Efek samping anti histamine ini
adalah mengantuk. Anti histamine yang dipaki adalah sinarizin, dimenhidrinat,
dan prometazin, toklat.
2. Dopamin blokersinarizin
e. Metoklopramid dan fenotiazin
Bekerja secara selektif merintangi
reseptor dopamine ke chemo reseptor trigger zone tetapi tidak efektif untuk
motion sickness. Obat yng dipaki adalah klorpromazin HCl,perfenazin,
proklorperazin dan trifluoperazin.
f. Domperidon
Bekerja berdasarkan peringatan
reseptor dopamine ke CTZ. Efek samping jarang terjadi hanya berupa
kejang-kejang usus. Obat ini dipaki pada kasus mual dan muntah yang berkaitan
dengan obat-obatan sitostatika.
3. Antagonis serotonin
Bermanfaat pada pasien mual, muntah
yang berkaitan dengan obat-obatan sitostatika.
Obat generic, indikasi, kontra
indikasi, efek samping :
1. Sinarizin
Indikasi : kelainan vestibuler seperti
vertilago, tinnitus, mual dan muntah.
Kontra indikasi : kehamilan/
menyusui, hipotensi, dan serangan asma
Efek samping : gejala ekstra pyramidal, mengantuk, sakit
kepala
2. Dimenhidrinat
Indikasi : mual, muntah, vertigo, mabuk
perjalanan dan kelainan labirin
Kontra indikasi : serangan asma
akut, gagal jantung dan kehamilan
Efek samping : mengantuk dan gangguan psikomotor
3. Klorpromazin HCl
Indikasi : mual dan muntah
Kontra indikasi : gangguan hati dan
ginjal
Efek samping : mengantuk, gejala ekstra piramidal
4. Perfenazin
Indikasi : mual dan muntah berat
Kontra indikasi : gangguan hati dan
ginjal
Efek samping : mengantuk, gejala ekstra piramidal
5. Proklorperazin
Indikasi : mual dan muntah akibat gangguan
pada labirin
Kontra indikasi : gangguan hati dan
ginjal
Efek samping : mengantuk, gejala ekstra piramidal
6. Trifluoperazin
Indikasi :mual dan muntah berat
Kontra indikasi : gangguan hati dan
ginjal
Efek samping : mengantuk, gejala ekstra piramidal
10. Obat Antipiretik : Obat untuk
menurunkan suhu badan atau panas.
11. Obat Pelemas otot / muscle relaxant :
Obat yg mempengaruhi tonus otot
12. Obat Antikonvulsan :
Obat mencegah & mengobati
bangkitan epilepsi.
Contoh : Diazepam,
Fenitoin,Fenobarbital, Karbamazepin, Klonazepam.
13. Obat Parkinson (penyakit
gemetaran ) :
Obat yang digunakan untuk mengobati
penyakit Parkison yang ditandai dengan gejala tremor, kaku otot,gangguan gaya
berjalan, gannguan kognitif, persepsi, dan daya ingat. Penyakit ini terjadi
akibat proses degenerasi yang progresif dan sel-sel otak sehingga menyebabkan terjadinya defisiensi
neurotransmitter yaitu dopamin.
Gejala – gejala Parkison dapat
dikelompokan sebagai berikut :
Ø
Gangguan motorik positif, misalnya terjadi tremor dan rigiditas.
Gangguan negative misalnya terjadi hipokinesia.
Ø
Gejala vegetatif, seperti air liur dan air mata berlebihan, muka pucat
dan kaku.
Ø
Gangguan psikis, seperti berkurangnya kemampuan mengambil keputusan,
merasa tertekan.
Penyebab penyakit Parkinson :
v
Idiopatik (tidak diketahui sebabnya)
v
Radang, trauma, anterosklerosis pada otak
v
Efek samping obat psikofarmaka
Penggunaan :
meskipun pengobatan parkison tidak
dapat mencegah progesi penyakit, tetapi sangat memperbaiki kualitas dan harapan
hidup kebanyakan pasien. Karena itu pemberian obat sebaiknya dimulai dengan
dosis rendah dan ditingkatkan sedikit demi sedikit.
Penggolongan :
Berdasarkan cara kerjanya dibagi
menjadi :
1. Obat anti muskarinik, seperti
triheksifenidil/ benzheksol, digunakan pada pasien dengan gejala ringan dimana
tremor adalah gejala yang dopamin.
2. Obat anti dopaminergik, seperti levodopa,
bromokriptin. Untuk penyakit Parkinson idiopatik, obat pilihan utama adalah
levodopa.
3. Obat anti dopamine antikolinergik,
seperti amantadine.
4. Obat untuk tremor essensial, seperti
haloperidol, klorpromazine, primidon.
Obat generic, indikasi, kontra
indikasi dan efek samping :
1. Triheksifenidil
Mempunyai daya antikolinergik yang
dapat memperbaikintremor, tetapi kurang efektif terhadap akinesia dan kekakuan.
2. Biperidin
Derivate yang terutama efektif
terhadap akinesia dan kekakuan, kurang aktif terhadap tremor. Efek samping
kurang lebih sama.
Indikasi : Parkinson, gangguan
ektrapiramidal karena obat.
Kontra indikasi : retensi urine,
glaucoma, tersumbatnya saluran cerna
Efek samping : gangguan lambung usus, mulut kering,
gangguan penglihatan dan efek-efek sentral.
3. Levodopa
Levodopa terutama efektif terhadap
hipokinesia dan kekakuan, sedangkan terhadap tremor umumnya kurang efektif
dibandingkan dengan antikolinergik.
Indikasi : parkinsonisme bukan
karena obat
Kontra indikasi : glukoma, penyakit
psikiatri berat
Efek samping :anoreksia, mual, muntah, insomnia
4. Bromokriptin
Bekerja sebagai antagonis dopamine,
obat ini semula digunakan pada pasien-pasien parkison hanya dimana efek-efek
dopa berkurang setelah beberapa tahun dan efeknyapun menjadi singkat, bersamaan
dengan lebih seringnya terjadi efek samping.
Indikasi : parkinsonisme
Efek samping :gangguan lambung
usus, pada dosis tinggi halusinasi, gangguan psikomotor dll.
5. Amantadine
Obat anti influenza ini secara
kebetulan ditemukan daya anti parkisonnya.
Efek samping : lebih ringan dari levodopa, pada dosis
biasa tidak sring terjadi antara lain mulut kering, gangguan penglihatan,
hipotensi ortostatik, kadang-kadang terjadi udema mata kaki.
Mekanisme kerja: melalui
memperbanyak pelepasan dari ujung-ujung saraf.
http://pitalokadyah.blogspot.com/2010/12/obat-sistem-saraf-pusat.html
0 komentar:
Posting Komentar