Teknik USG ini tidak menimbulkan rasa sakit atau berbahaya. Meskipun demikian, pemeriksaan USG harus dilakukan oleh dokter yang memang kompeten dalam pemeriksaan USG. Selain pemeriksaan USG, kista juga bisa terdeteksi dengan pemeriksaan lain seperti pemindaian CAT atau MRI (magnetic resonance imaging). Namun, pemeriksaan ini biasanya relatif lebih mahal.
Pada wanita yang berusia 40 tahun atau kurang dari 40 tahun dan siklus haidnya normal, bila ada benjolan pada indung telur umumnya merupakan kista ovarium yang fungsional. Namun benjolan tersebut tidak benar-benar abnormal karena kondisi abnormal karena kondisi tersebut berkaitan dengan proses ovulasi (keluarnya sel telur dari indung telur) yang terjadi pada siklus haid normal. Pada umumnya benjolan seperti ini akan menghilang dengan sendirinya pada siklus-siklus haid berikutnya. Oleh karena itu, bila hal tersebut terjadi, terutama pada wanita berusia 20-30 tahun, kista ini harus diobservasi, apakah pada siklus-siklus haid berikutnya masih ada atau tidak. Jika masih ada, apakah besarnya tetap atau makin membesar.
Ada kista yang dapat dicegah dan ada pula yang tidak. Kista yang berasal dari sisa-sisa sel embrional jelas tidak dapat dicegah karena sudah ada sejak lahir. Namun, kemunculan kista jenis lain sebenarnya dapat dicegah, termasuk pada orang yang secara keturunan (herediter) memiliki bakat kista, miom atau adenomiosis. Caranya tak lain adalah dengan menjalani pola hidup sehat, seperti pola makan yang baik dan berolahraga secara teratur.
a. Lebih banyak sayur dan buah
Sayur dan buah mengandung banyak vitamin dan mineral yang dibutuhkan tubuh di masa pemulihan setelah masa pengobatan berlangsung. Terutama untuk meningkatkan stamina tubuh dan menetralisis dampak bahan kimia yang masuk kedalam tubuh selama masa pengobatan
b. Mengatur asupan daging
Atur porsi asupan daging Anda. Bukan berarti membatasi asupan daging; melainkan mengkonsumsinya lebih sering dalam porsi kecil. Hal lain yang penting untuk diperhatikan adalah, makanlah menu daging secaa perlahan-lahan. Aktivitas ini penting untuk menghindari proses pencernaan daging dalam jumlah banyak secara cepat. Kondisi tersebut cenderung memicu produksi hormone yang justru menghambat proses pemulihan.
c. Makanan ber-GI rendah
GI atau glycemic index, adalah takaran yang menunjukkan tinggi atau rendahnya kadar glukosa di dalam makanan. Saat menjalani proses pengobatan kista, Anda sangat disarankan mengonsumsi makanan berkadar glukosa rendah, seperti; biji-bijian, dan kacang-kacangan. Pastikan Anda menambah porsi jenis makanan ini dalam menu sehari-hari.
d. Minum air putih
Selain jenis makanan tersebut diatas, konsumsilah air putih secara rutin. Minimalkan atau bakan hindari minuman berkafein dan beralkohol serta batasi konsumsi makanan berkadar gula tinggi.
e. Tidur secara teratur
Tidak disangsikan lagi bahwa tidur secara teratur dan cukup memberi dampak kesehatan yang memadai, sebab semua jenis saraf, kelancaran aliran darah dan pertumbuhan sel serta hormone tubuh terkait dengan faktor bekerja dan istirahatnya organ tubuh.
0 komentar:
Posting Komentar